Peluang Usaha Itik Bebek Petelur

Usaha Itik / Bebek Petelur : Kebutuhan biaya usaha Itik / Bebek petelur berbeda setiap polanya. Usaha Itik / Bebek petelur baik pola semi-intensif maupun intensif membutuhkan biaya yang jauh lebih besar daripada pola tradisional (ekstensif).

Biaya investasi usaha ternak Itik / Bebek pola intensif dan semi-intensif jenis dan jumlahnya relatif sama, karena kebutuhan sarananya sama. Pada skala usaha 300 ekor per periode dengan penambahan populasi setiap tiga bulan sekali adalah Rp. 64.594.000,00; yang ditujukan untuk lahan, rumah jaga dan pagar (jika diperlukan), jumlah bibit, bentuk kandang dan peralatan produksi.

Pada pola ekstensif, biaya investasinya juga berupa bibit Itik / Bebek, kandang sederhana, dan tenda jaga. Pola ini tidak membutuhkan bangunan dan kandang yang permanen, sehingga kebutuhan modalnya lebih kecil. Kebutuhan investasi usaha Itik / Bebek petelur pola ekstensif pada skala 100 ekor per periode dengan penambahan tiga bulan sekali adalah Rp.22.596.667,00.

Adapun biaya operasional usaha ternak Itik / Bebek pola intensif dan semi-intensif, berbeda dalam jumlah tenaga kerja dan pakan yang digunakan, dan adanya biaya sawah angon pada pola semi-intensif. Biaya yang dianggap sama nilainya adalah obat-obatan, sekam, transportasi dan listrik. Besarnya biaya operasional pada pola intensif adalah Rp. 369.495,00; dan pada pola semi-intensif sebesar Rp 233.056.200,00.

Modal kerja pada pola intensif ini meliputi tenaga kerja, pakan, obat-obatan, sekam, listrik dan transport. Untuk skala usaha 300 ekor ini memerlukan 2 orang pegawai yang digaji bulanan. Pakan yang diberikan adalah 4,5 kg/ekor/bulan dengan harga pakan Rp. 1800,-/kg. Biaya untuk obat-obatan dianggap Rp. 800,00/ekor/bulan, sedangkan biaya sekam adalah Rp. 75,00/ekor/bulan. Biaya listrik dan transportasi masing-masing adalah Rp. 100.000,00/bulan dan Rp. 200.000,00.

Biaya pakan pada pola semi-intensif lebih rendah, menghemat hampir setengah dari biaya pakan pada pola intensif. Pada saat panen padi, Itik / Bebek digembalakan secara masal. Selain itu pada masa rontok bulu, Itik / Bebek hanya diberi pakan dedak. Namun ada penambahan biaya tenaga penggembala (angon) dan biaya untuk memberi pemilik sawah gembalaan (biaya sawah angon). Tenaga kerja penggembala yang dipekerjakan pada skala ini adalah 2 orang, yang bekerja selama sebulan (masa panen padi). Sementara biaya “sawah angon” ini berupa beberapa butir telur Itik / Bebek (36 butir /kelompok Itik / Bebek/bulan).

Modal kerja pada pola ekstensif skala usaha 100 ekor per periode sebesar Rp.9.438.242,00;. Sepanjang masa pemeliharaan, Itik / Bebek dibiarkan mencari makan sendiri sehingga peternak tidak mengeluarkan biaya pakan. Tenaga kerja penggembala yang dipekerjakan 1 -2 orang, dengan upah bulanan Rp. 200.000,00. Biaya “sawah angon” yang diberikan sebanyak 17 butir/kelompok Itik / Bebek/bulan. Pada biaya operasional, kelebihan pola ekstensif ini adalah tidak memerlukan biaya pakan, sehingga modal yang dibutuhkan menjadi lebih kecil.

Tags: